Skip to main content

Linux 08 - Membuat File (Perintah Lanjutan)

Sebelumnya ketika kita belajar membuat file kita pernah menggunakan fungsi cat>, ada juga perinta membuat file yaitu echo. Perintah echo sama dengan perintah cat. Bedanya jika memakai perintah echo, file akan tersimpan secara otomatis tanpa harus ( CTRL+C ) untuk menyimpan 

1. Echo - Membuat dan menambah isi file

Masuk ke Direktori Data1 pada user setiabudi

setiabudi@localhost:~$ cd data1

Membuat dan mengisi file

ketik perintah echo> diikuti nama file dan isi file

setiabudi@localhost:~/data1$  echo file1 Dokumen membuat perintah echo    

melihat isi file

setiabudi@localhost:~/data1$  cat file1  

Dokumen membuat perintah echo

Menambah isi file

setiabudi@localhost:~/data1$  echo>> file1 serta menambahkan kalimat            

setiabudi@localhost:~/data1$  cat file1  

Dokumen membuat perintah echo

serta menambahkan kalimat

2. Menampilkan baris awal suatu file

setiabudi@localhost:~/data1$ head -n file1 

3. Menampilkan baris akhir suatu file 

setiabudi@localhost:~/data1$ tail -n nama_file 

4.Mengkompress file 

adalah perintah untuk memaketkan file. Compres ukuran memori file agar menjadi lebih kecil. 

setiabudi@localhost:~/data1$ gzip nama_file 

5. Membaca file yang telah di compress 

setiabudi@localhost:~/data1$ zcat nama_file 

6. Extraks file= perintah untuk menormalkan perintah gzip 

setiabudi@localhost:~/data1$ gunzip nama_file 

7. Membuat perintah alias baru 

Buat perintah baru untuk “ls” menjadi “lihat” 

setiabudi@localhost:~/data1$ alias lihat=ls

setiabudi@localhost:~/data1$ lihat

Hasilnya

file1 latihan1

8. Menormalkan kembali perintah 

setiabudi@localhost:~/data1$ unalias lihat 

setiabudi@localhost:~/data1$lihat  

Hasilnya

bash: lihat: command not found

9. Menghitung jumlah baris, kata dan karakter suatu file wc(words character) 

setiabudi@localhost:~/data1$ wc file1

2    9   61  file1            // 2 baris 9 kata dan 61 karakter

10. Melihat izin akses pada file dan direktori 

keluar dari direktori dengan perintah cd

setiabudi@localhost:~/data1$ cd 

melihat izin akses dengan perintah ls -l

setiabudi@localhost:~$ ls -l

total 4

drwxr-xr-x 2 setiabudi setiabudi 4096 Jan 29 21:44 data1    

Keterangan : 

  • d  adalah  direktori
  • rwx pertama untuk user setiabudi -> permission access direktori tersebut bisa read, write, dan execute
  • xr  kedua untuk group setiabudi -> permission access direktori tersebut bisa read, execute, tidak bisa di write
  • xr ketiga untuk other (everyone selain user setiabudi dan group setiabudi)> permission access direktori tersebut bisa read, execute, tidak bisa di write
    setiabudi setiabudi , setiabudi pertama nama user, setiabudi kedua adalah nama group.
  • 4096 ukuran direktori/file    
  • Jan 29 21:44 data1 , adalah tanggal dan waktu pembuatan serta nama direktori/file     

Sumber :
https://repository.bsi.ac.id/repo/files/330889/download/Modul-Linux-System-Administrator--AHH.pdf

Comments

Popular posts from this blog

Debian Router #1- Konfigurasi Linux Debian Sebagai Default Gateway

 Perute atau penghala (bahasa Inggris: router) adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai perutean atau penghalaan. Proses penghalaan terjadi pada lapisan ketiga (lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari tumpukan protokol (protocol stack) tujuh-lapis OSI. (Wikipedia). Tugas router juga menjadi perantara atau  gateway yang mewakili client didalam jaringan menuju internet, jadi setiap permintaan terhadap kases dari luar jaringan lokal akan diteruskan melalui riuter, sejalan dengan fungsi tersebut maka selanjutnya kita kan membuat sebuah gateway menggunakan debian, jadi nantinya client yang kan terkoneksi ke internet akan melewati debian router. Topologi Jaringan Konfigurasi Debian Router / Server Set IP Adddress :      nano /etc/network/interfaces auto enp 0s3 iface enp 0s3 inet static address 192.168.1. 122 netmask 255.255.255.0 network 192.16...

Debian Router #2 - Membuat DHCP Server

 DHCP server adalah server jaringan yang berfungsi untuk mendistribusikan alamat IP dan informasi konfigurasi secara otomatis kepada perangkat klien. DHCP merupakan singkatan dari Dynamic Host Configuration Protocol, yaitu protokol standar yang memungkinkan perangkat di jaringan untuk memperoleh alamat IP dan pengaturan jaringan lainnya secara otomatis.   DHCP server memiliki beberapa fungsi, di antaranya: Mengelola alamat IP yang tersedia dalam jaringan, Mendistribusikan alamat IP sesuai permintaan, Membantu memperbarui alamat IP secara otomatis, Mencegah terjadinya IP conflict, Memastikan efisiensi penggunaan alamat IP.   DHCP server dapat mengkonfigurasi informasi lainnya selain alamat IP, seperti subnet mask, gateway default, dan DNS. Dengan adanya DHCP, administrasi jaringan menjadi lebih efisien karena tidak perlu mengkonfigurasi setiap perangkat secara manual.  Topologi Jaringan Langkah Installasi DHCP Server 1. Set Ip Address Untuk Semua Interfaces ...

Konfigurasi NAT ( Internet Gateway ) pada Debian 11

  Assalamualaikum. Pada tulisan ini akan dibahas bagaimana cara konfigurasi NAT untuk gateway internet pada Debian 11 Bullseye, yang mana ini lanjutan dari materi sebelumnya yaitu DHCP server di Debian Bullseye. Sebelumnya kita telah membuat DHCP Server yang akan memberikan Ip Address untuk client dijaringan internal yang menggunakan Windows 7, Client telah mendapatkan Ip Address dari Debian, namun belum bisa mengkases internet, dan melalui tutorial berikut kita akan memberikan Internet ke arah client dengan melakukan konfigurasi NAT. Selamat mencoba. Pertama pastikan telah mengupdate dan mengupgrade system/aplikasi dengan perintah : #apt update dan upgrade dengan perintah : #apt upgrade Setelah selesai silahkan edit file sysctl.conf dengan perintah : #nano /etc/sysctl.conf cari bagian baris bertuliskan berikut : #net.ipv4.ip_forward=1 aktifkan baris tersebut dengan cara menghapus tanda tagar # pada awal baris menjadi : net.ipv4.ip_forward=1 Selanjutnya, Install ip tables pada Debi...